Makkah, Pesma-annur.net—Pada hari Minggu, (9/6/2024) seminar internasional bertajuk “Haji dan Dukungan Kemerdekaan Rakyat Palestina” telah diadakan di Kudi Tower Hotel, kawasan Ajyad, Mekkah. Acara yang diselenggarakan oleh Asosiasi Persaudaraan Haji Republik Islam Iran ini menghadirkan tujuh pembicara dari berbagai negara, termasuk Indonesia, Irak, Tunisia, Iran, dan Nigeria.
Pembicara yang mewakili Indonesia tersebut adalah Prof. Dr. H. Imam Ghazali Said, MA, Guru Besar Fakultas Humaniora UIN Sunan Ampel Surabaya dan pengasuh Pondok Pesantren Mahasiswa (Pesma) Annur. Berbicara di hadapan para Ayatullah dan cendekiawan internasional, Prof. Imam Ghazali Said menyampaikan pandangan tentang perjuangan Palestina untuk kemerdekaan.
“Perjuangan rakyat dan bangsa Palestina untuk meraih kemerdekaan telah berlangsung lebih dari 100 tahun, namun belum berhasil hingga saat ini, sementara negara-negara di sekitarnya menikmati kemerdekaan dan kemakmuran,” ujar Pengasuh Pesma Annur tersebut. “Sebagai bagian dari peradaban kemanusiaan, kita harus mengidentifikasi hambatan-hambatan utama untuk mencapai kemerdekaan ini.”
Prof. Imam Ghazali Said menyoroti beberapa faktor internal yang menghambat perjuangan Palestina. “Tidak adanya tokoh sejarah yang menonjol di Palestina sebagai dasar untuk membentuk nasionalisme menjadi salah satu kendala,” katanya. “Hal ini berdampak pada kurangnya dukungan dan kepercayaan dunia dalam membangun negara Palestina.”
Lebih lanjut, ia menekankan pentingnya ideologi nasional yang menyatukan. “Tanpa persatuan nasional, kemerdekaan bagi rakyat Palestina akan tetap sulit terwujud,” tegasnya. Ia juga mengkritik ketergantungan pada bantuan luar negeri dan menyerukan agar rakyat Palestina lebih mengandalkan sumber daya mereka sendiri.
Seminar ini, yang diadakan bersamaan dengan musim haji, juga menyoroti pesan spiritual Haji dalam konteks isu-isu global. Mengutip Surah Al-Hajj, Prof. Imam Ghazali Said mengingatkan bahwa Haji harus membawa manfaat bagi seluruh umat manusia, baik Muslim maupun non-Muslim.
Menyentuh akar konflik, Prof. Ghazali menyatakan, “Baik orang Palestina maupun Yahudi mengklaim tanah yang sama berdasarkan narasi sejarah yang berbeda. Namun, konflik ini tidak akan selesai melalui propaganda sejarah. Kita harus kembali ke nilai-nilai kemanusiaan universal.”
Seminar ini menyimpulkan bahwa dukungan terhadap kemerdekaan Palestina harus mencakup dorongan untuk persatuan nasional, kemandirian, dan resolusi konflik berbasis nilai-nilai kemanusiaan. Para peserta berharap pesan yang disampaikan dari kota suci Islam ini, dapat mendorong pendekatan baru dalam menangani konflik Palestina-Israel yang kompleks.