Sya’ban merupakan bulan ke delapan dalam kalender Hijriyah yang dikenal sebagai salah satu bulan yang penuh kemuliaan. Sya’ban memiliki keistimewaan dimana bulan ini memiliki julukan sebagai bulannya Rasulullah SAW. Bulan Sya’ban adalah kesempatan emas bagi kita untuk meningkatkan ibadah dan memperbaiki diri sebelum memasuki bulan Ramadhan. Bulan ini memiliki banyak keutamaan, salah satu diantaranya adalah keutamaan malam Nisfu Sya’ban. Apa saja keutamaan malam Nisfu Sya’ban dan bagaimana cara kita memuliakan malam Nisfu Sya’ban? Serta bagaimana pendapat ulama tentang perayaan Nisfu Sya’ban?
Nisfu Sya’ban adalah malam yang jatuh pada pertengahan bulan Sya’ban, tepatnya tanggal 15 Sya’ban. Malam Nisfu Sya’ban dikenal sebagai waktu yang tepat bagi umat Islam untuk meningkatkan ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT, dimana pada malam ini seluruh pintu ampunan Allah SWT terbuka lebar serta catatan amal dan takdir Umat Islam ditentukan. Beberapa hadits menyebutkan fadhilah malam Nisfu Sya’ban. Salah satu yang paling terkenal adalah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ibnu Majah, mengatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda :
“Allah melihat kepada makhluk-Nya pada malam Nisfu Sya’ban, kecuali orang yang musyrik dan orang yang bermusuhan.” (HR. Ibnu Majah)
Selain itu, dalam Riwayat dari Sayyidatina Aisyah RA menyebukan bahwa Nabi Muhammad SAW tidak tidur pada malam Nisfu Sya’ban dan bersembahyang dengan sujud yang lama, memohon ampunan dan Rahmat dari Allah SWT.
Meskipun demikian, sering terjadi perdebatan mengenai keabsahan hadits-hadits tersebut terutama terkait perbedaan dalam sanad dan riwayat. Beberapa ulama, seperti Imam Nawawi menyatakan bahwa hadits ini memiliki derajat dhaif (lemah), namun tetap memberikan manfaat moral bagi umat islam dalam meningkatkan ibadah dan ketakwaan. Oleh karena itu, pendekatan yang bijaksana adalah dengan menyadari bahwa meskipun dalilnya sekuat hadits-hadits lain, nilai spiritual yang dihasilkan tetap memiliki signifikasi.
Fadhilah Malam Nisfu Sya’ban
Malam Nisfu Sya’ban diyakini sebagai malam dimana Allah SWT melimpahkan pengampunan dan Rahmat-Nya kepada hamba-hamba-Nya. Ini merupakan peluang bagi umat Islam untuk memohon ampunan atas dosa-dosa yang telah dilakukan serta untuk memperbaiki diri dalam ibadah dan akhlaq. Keyakinan ini didasarkan pada hadits yang menyebutkan bahwa Allah mengampuni seluruh hamba-Nya, kecuali mereka yang musyrik atau bermusuhan. Selain pengampunan, malam Nisfu Sya’ban juga dikenal sebagai malam penentuan takdir manusia. Pada malam ini dipercaya bahwa terdapat penulisan kembali catatan amal dan rezeki semua orang di lauhul mahfudz oleh malaikat, sehingga disinilah takdir tahunan seseorang ditentukan. Hal ini berdasarkan Riwayat hadits yang dikutip dari Al-Baihaqi, disebutkan bahwa pada malam ini, rezeki, kematian, dan takdir lainnya ditentukan.
Menurut Syekh Abdul Qadir al-Jilani, malam nisfu Sya’ban adalah malam yang diberkati Allah (lailah mubarakah). Malam tersebut disebut juga dengan “malam pembebasan” (lailatul bara’ah). Ulama berjuluk Sulthanul Auliya’ (pemimpin para wali) tersebut menegaskan:
ومنها سمي ليلة البراءة مباركة لما فيها من نزول الرحمة والبركة والخير والعفو والغفران لأهل الأرض
“Dan di antaranya, malam pembebasan disebut dengan ‘mubarakah’ (yang diberkati) karena di dalamnya terdapat turunnya rahmat, keberkahan, kebaikan, dan pengampunan bagi penduduk bumi.” (Syekh Abdul Qadir al-Jilani, Ghunyah al-Thalibin, juz 3, hal. 278).
Malam Nisfu Sya’ban disebut sebagai malam pembebasan karena pada malam ini Allah membebaskan orang-orang yang celaka dari siksaan-Nya dan membebaskan para kekasih-Nya dari kehinaan. Syekh Abdul Qadir al-Jilani menegaskan:
وقيل وانما سميت ليلة البراءة لأن فيها براءتين براءة للأشقياء من الرحمن وبراءة للأولياء من الخذلان
“Dikatakan bahwa malam nisfu Sya’ban disebut malam pembebasan karena di dalamnya terdapat dua pembebasan. Pertama, pembebasan untuk orang-orang celaka dari siksa Allah yang Maha-Penyayang. Kedua, pembebasan untuk para kekasih Allah dari kehinaan.” (Syekh Abdul Qadir al-Jilani, Ghunyah al-Thalibin, juz 3, hal. 283)
Karena itu, dianjurkan untuk memperbanyak dzikir dan berdoa di malam yang penuh rahmat tersebut.
Amalan yang Dianjurkan pada Malam Nisfu Sya’ban
Untuk memuliakan malam Nisfu Sya’ban dapat dilakukan dengan mngamalkan beberapa amalan yang dianjurkan oleh sebagian Ulama, salah satunya adalah membaca surat Yasin tiga kali. Dalam kitab Kanzun Najah wa Surur (hal: 158-161), dianjurkan untuk membaca Surat Yasin sebanyak 3 kali disertai niat yang berbeda-beda pada setiap suratnya: Yasin pertama niat diberikan panjang umur untuk ketaatan dan ibadah. Yasin kedua agar dihindarkan dari musibah. Yasin ketiga dihindarkan dari meminta-minta pada selain Allah SWT. Menurut Syaikh al Hasan bin al Quthbi Abdullah bin ‘Alwiy al Haddad, waktu paling utama membacanya ialah sesaat setelah salat Maghrib, dan setiap membaca Surat Yasin sekali, diiringi dengan membaca doa Nisfu Sya’ban.
Selain itu, Ulama Salaf & Habaib menganjurkan untuk menulis Surat Shod ayat 54 yang berbunyi:
إِنَّ هَذَا لَرِزْقُنَا مَا لَهُ مِن نَّفَادٍ
Barang siapa menulis ayat ini saat malam Nisfu Sya’ban (setelah masuk waktu maghrib sampai sebelum masuk waktu subuh), kemudian meletakkannya pada tempat menyimpan uang (seperti dompet, brankas, tabungan, dll), maka rezekinya akan terus mengalir tanpa terputus sepanjang tahun itu. Menurut al Habib Salim as Syatiri, setelah selesai menulis, sebaiknya langsung disimpan, tanpa dibaca atau dibuka lagi hingga tahun berikutnya, dan dianjurkan untuk menulisnya dalam keadaan suci (berwudhu). Tidak hanya itu, amalan lain yang dianjurkan pada malam Nisfu Sya’ban ini antara lain: memperbanyak membaca sholawat dan istighfar, bershodaqoh, serta memperbanyak do’a.
Pandangan Ulama terhadap Perayaan Nisfu Sya’ban
Beberapa ulama mendukung perayaan malam Nisfu Sya’ban dengan meningkatkan ibadah sebagai sunnah atau kebiasaan yang bermanfaat. Meskipun dalilnya tidak sekuat hadis-hadis lainnya, mereka berpendapat bahwa manfaat spiritual dan motivasi untuk bertaubat adalah hal positif bagi umat Islam. Pendekatan ini menekankan pentingnya memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya untuk mendekatkan diri kepada Allah.
Di sisi lain, terdapat ulama yang berhati-hati atau bahkan menolak perayaan khusus malam Nisfu Sya’ban karena tidak adanya dasar yang kuat dari Al-Qur’an maupun hadis shahih. Mereka menyarankan agar umat Islam fokus pada ibadah yang telah ditetapkan dan menghindari penambahan amalan tanpa dalil yang jelas. Pendekatan ini bertujuan untuk menjaga kemurnian ajaran Islam dan menghindari praktik-praktik yang tidak memiliki dasar yang kuat.
Dengan demikian, penting bagi kita untuk bijaksana dalam menyikapi berbagai pandangan ini, sambil tetap berupaya meningkatkan ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah dengan cara yang sesuai dengan ajaran-Nya. Malam Nisfu Sya’ban merupakan momen istimewa yang dihormati oleh sebagian umat Islam sebagai waktu untuk meningkatkan ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Meskipun terdapat perbedaan pendapat di kalangan ulama mengenai kekuatan dalilnya, keberadaan malam ini tetap menjadi kesempatan berharga untuk introspeksi diri, memohon ampunan, dan mengoptimalkan ibadah.
Penting bagi setiap individu untuk memahami keutamaan malam ini berdasarkan sumber yang shahih dan meningkatkan kualitas keimanan serta ketakwaan. Mari kita manfaatkan malam Nisfu Sya’ban dengan penuh kesungguhan dan niat yang baik, agar kita menjadi hamba yang lebih dekat kepada Allah SWT.
Ilustrator: Tazkiyah Naila Akmala