Pesantren Mahasiswa An-Nur Surabaya mengadakan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW pada Kamis, 17 Oktober 2024 atau 14 Rabiul Akhir 1446 Hijriah. Meskipun tidak dilaksanakan pada bulan Rabiul Awal, momentum spiritual tetap dijaga melalui acara yang berlangsung di halaman putra pesantren. Kegiatan ini menjadi bukti bahwa tidak ada kata terlambat untuk merayakan kelahiran Nabi Muhammad SAW dan meneladani ajarannya.
Acara dihadiri oleh Kiai beserta dzuriah pondok, seluruh santri putra-putri, dan sekitar dua ratus tamu undangan dari masyarakat sekitar. Kehadiran masyarakat umum menunjukkan bahwa peringatan Maulid Nabi bukan hanya momentum bagi kalangan pesantren, tetapi juga seluruh umat Islam.
Rangkaian acara dimulai dengan sambutan pengasuh, Prof. KH. Imam Ghazali Said, M.A., yang menyampaikan pesan, “Meskipun bulan mulia Rabiul Awal telah berakhir, kita sebagai umat harus tetap istikamah dalam menjalankan dan meningkatkan ibadah.” Pesan ini menekankan pentingnya konsistensi dalam beribadah dan tidak terbatas pada momen-momen tertentu saja.
Selanjutnya, acara dilanjutkan dengan pembacaan Yasin yang dipimpin oleh Gus Dr. H. Mirwan Taufiq, M.A., M.Ed. Pembacaan Yasin ini bertujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan mengingat kembali perjuangan Nabi Muhammad SAW. Setelah itu, acara Mahalul Qiyam dimeriahkan oleh grup Banjari Pesma An-Nur, yang menambah khidmat suasana dengan lantunan shalawat dan pujian kepada Nabi Muhammad SAW.
Puncak acara adalah penyampaian mau’idzah hasanah oleh Royhan Afthon Syadida, mahasiswa semester lima sekaligus santri Pesantren Mahasiswa An-Nur. Meskipun awalnya merasa kurang percaya diri karena usianya yang masih muda, Royhan berhasil menyampaikan pesan yang mendalam kepada jamaah.
Dalam ceramahnya, Royhan menyampaikan, “Dari 100 manusia di dunia, Nabi Muhammad adalah manusia nomor satu yang mampu memengaruhi dan membuat perubahan bagi separuh manusia di dunia ini meskipun beliau telah wafat.” Pernyataan ini menegaskan besarnya pengaruh dan warisan Nabi Muhammad SAW yang masih terasa hingga saat ini.
Ia juga menghimbau jamaah untuk meningkatkan kecintaan kepada Nabi Muhammad SAW dengan menjalankan sunah dan memperbanyak salawat setiap hari. Royhan menekankan bahwa amalan-amalan tersebut akan menjadi bekal penolong untuk bisa bertemu dengan Nabi Muhammad SAW di akhirat kelak.
Zidan, salah satu santri, mengungkapkan rasa syukurnya, “Alhamdulillah, pada pertengahan Rabiul Akhir ini saya masih bisa merasakan perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW. Sesungguhnya, perayaan di bulan Rabiul Awal hanya sebuah keutamaan saja.” Pernyataan ini menunjukkan bahwa semangat memperingati Maulid Nabi tidak terbatas pada bulan kelahiran beliau saja.
Ia menambahkan, “Saya melihat antusiasme warga dan para santri selama mengikuti acara. Banyak yang hadir dan khidmat menikmati acara dari pembukaan hingga Mahalul Qiyam dan doa. Harapan kita panjatkan untuk memperoleh syafaat dan menumbuhkan rasa cinta terhadap Nabi Muhammad SAW.”
Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Pesantren Mahasiswa An-Nur Surabaya ini diharapkan dapat terus mengingatkan perjuangan Nabi Muhammad SAW dalam menegakkan Islam hingga saat ini. Acara ini juga menjadi sarana untuk mempererat tali silaturahmi antara pesantren dan masyarakat sekitar, sekaligus sebagai momentum untuk meningkatkan semangat beribadah dan meneladani akhlak Rasulullah SAW.
Reporter: Mamlu’atul Eka Maulida Amaliyah
Editor: Zainal Fanani