Akhir-akhir ini, kita digemparkan dengan berbagai berita duka dari beberapa mahasiswa atau mahasiswi yang mengalami masalah yang menyebabkan korban mengalami trauma hingga depresi, bahkan mengakibatkan kematian, entah karena dibunuh atau mengakhiri hidup. Hal ini disebabkan oleh banyak faktor, baik masalah keluarga, asmara, perkuliahan, maupun ekonomi.
Dilansir dari Detik.com pada Rabu, 18 September 2024, seorang mahasiswi berinisial SN asal Universitas Ciputra Surabaya (UC) ditemukan tewas di halaman sebuah kafe yang berada di samping Gedung Kampus UC. Perempuan tersebut sengaja melompat dari lantai 22 gedung kampus. SN mengirimkan pesan pada sahabatnya yang mengisyaratkan bahwa ia merasa putus asa akibat masalah asmara, padahal ia dikenal sebagai mahasiswi yang baik dan tidak memiliki masalah akademik.
Kejadian serupa juga terjadi di Universitas Jember, yang dilansir dari Liputan6.com, mahasiswa berinisial D meninggal pada Senin, 23 Desember 2024, setelah melompat dari lantai 8 gedung Center for Research in Social Science’s and Humanities (C-Rish). Belum diketahui motif D mengambil keputusan untuk mengakhiri hidupnya. Menurut kesaksian teman-temannya, “Cerita dari teman-temannya, memang mas Danang suka grogi, nervous. Tapi apakah itu merupakan tekanan yang wajar atau yang melatarbelakangi (keputusan untuk bunuh diri), kami tidak berani memastikan karena tidak melakukan investigasi secara lebih jauh. Kemarin sempat berbincang dengan ayahnya, tapi tidak terlalu dalam karena suasana lagi berduka juga,” papar Wakil Rektor III Unej Bidang Kemahasiswaan dan Alumni, Fendi Setyawan.
Selain itu, hal serupa menimpa mahasiswa jurusan teknik mesin Universitas Kristen Petra yang berinisial R, yang tewas setelah melompat dari lantai 12 gedung kampus. Dilansir dari CNNIndonesia.com, jasadnya ditemukan oleh petugas kampus sekitar pukul 10.45 WIB di halaman gedung kampus. Setelah dilakukan pemeriksaan terhadap saksi dari keluarga hingga pihak kampus, polisi mengungkapkan pemicu R mengakhiri hidupnya diduga karena mengalami gangguan psikologi, yakni depresi.
Dari ketiga kasus yang sudah dipaparkan di atas, kita dapat melihat motif yang sama, yakni depresi dan ketakutan. Menurut KBBI, depresi adalah gangguan jiwa pada seseorang yang ditandai dengan perasaan yang merosot (seperti muram, sedih, dan perasaan tertekan). Gangguan jiwa yang didasari oleh faktor keluarga merupakan masalah yang serius. Karena jika diingat kembali, keluarga adalah rumah ternyaman untuk segala hal. Jadi, tidak dipungkiri lagi bahwa keluarga sangat berpengaruh bagi kesehatan mental seseorang.
Kesehatan mental menurut WHO (World Health Organization) adalah kondisi sejahtera seseorang yang menyadari kemampuan dirinya, dapat mengelola stres, beradaptasi dengan baik, bekerja secara produktif, dan berkontribusi untuk lingkungan. Dampak negatif dari gangguan mental selain depresi adalah bunuh diri, kehilangan orientasi diri, bulimia, menyakiti diri sendiri, tidak mau dan tidak mampu merawat diri, serta menderita waham (keyakinan yang salah).
Masalah kesehatan mental telahdijelaskan pada Q.S Al Baqarah ayat 155:
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَوْفِ وَالْجُوْعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الْاَمْوَالِ وَالْاَنْفُسِ وَالثَّمَرٰتِۗ وَبَشِّرِ الصّٰبِرِيْنَ
Artinya: “Kami pasti akan mengujimu dengan sedikit ketakutan dan kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Sampaikanlah (wahai Nabi Muhammad,) kabar gembira kepada orang-orang sabar.”
Dalam tafsir Ibnu Katsir dijelaskan bahwa semua hal di atas, dan yang semisalnya, adalah bagian dari ujian Allah Ta’ala kepada hamba-hamba-Nya. Barangsiapa bersabar, maka Dia akan memberikan pahala baginya, dan barangsiapa berputus asa karenanya, maka Dia akan menimpakan siksaan terhadapnya. Oleh karena itu, di sini Allah Ta’ala berfirman, “Dan sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.”
Tafsir Ringkas Kemenag menjelaskan bahwa kehidupan manusia memang penuh cobaan. Kami pasti akan menguji kamu untuk mengetahui kualitas keimanan seseorang dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Bersabarlah dalam menghadapi semua itu. Dan sampaikanlah kabar gembira wahai Nabi Muhammad kepada orang-orang yang sabar dan tangguh dalam menghadapi cobaan hidup, yakni orang-orang yang apabila ditimpa musibah apa pun bentuknya, besar ataupun kecil, mereka berkata, inna lillahi wa inna ilayhi raji’un (sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali). Mereka berkata demikian untuk menunjukkan kepasrahan total kepada Allah, bahwa apa saja yang ada di dunia ini adalah milik Allah, dan juga merupakan cara untuk menunjukkan keimanan mereka akan adanya hari akhir. Mereka itulah yang memperoleh ampunan dan rahmat dari Tuhannya, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk sehingga mengetahui kebenaran.
Bahkan Al-Qur’an menjelaskan pentingnya kesehatan jiwa dan keteguhan dalam mempertahankan semangat hidup tanpa putus asa sedikit pun karena Allah tidak menyukainya. Ada beberapa ciri-ciri orang yang mengalami gangguan kesehatan mental, antara lain merasa sedih berkepanjangan, tidak peduli dengan lingkungan sekitar, halusinasi, tidak mampu mengatasi stres, putus asa, dan menarik diri dari lingkungan.
Bunuh diri itu bukan solusi yang tepat untuk menyelesaikan masalah, dan juga sangat dilarang dalam agama islam.
مَنْ قَتَلَ نَفْسَهُ بِحَدِيدَةٍ فَحَدِيدَتُهُ فِي يَدِهِ يَتَوَجَّأُ بِهَا فِي بَطْنِهِ فِي نَارِ جَهَنَّمَ خَالِدًا مُخَلَّدًا فِيهَا أَبَدًا وَمَنْ شَرِبَ سَمًّا فَقَتَلَ نَفْسَهُ فَهُوَ يَتَحَسَّاهُ فِي نَارِ جَهَنَّمَ خَالِدًا مُخَلَّدًا فِيهَا أَبَدًا وَمَنْ تَرَدَّى مِنْ جَبَلٍ فَقَتَلَ نَفْسَهُ فَهُوَ يَتَرَدَّى فِي نَارِ جَهَنَّمَ خَالِدًا مُخَلَّدًا فِيهَا أَبَدًا
Artinya: Barangsiapa yang bunuh diri dengan besi, maka besi yang tergenggam di tangannya akan selalu ia arahkan untuk menikam perutnya dalam neraka Jahanam secara terus-menerus dan ia kekal di dalamnya. Barangsiapa yang bunuh diri dengan cara meminum racun maka ia akan selalu menghirupnya di neraka Jahannam dan ia kekal di dalamnya. Barangsiapa yang bunuh diri dengan cara terjun dari atas gunung, maka ia akan selalu terjun ke neraka Jahanam dan dia kekal di dalamnya (HR Muslim).
Hadis tersebut sudah menjelaskan balasan bagi orang yang melakukan tindakan mengakhiri hidupnya sendiri.
Bagaimana kita dapat terhindar dari gangguan mental dan senantiasa sehat jiwa dan raga? Berikut adalah metode yang harus dilakukan: senantiasa percaya pada Allah bahwa setiap masalah ada jalan keluarnya, berdzikir untuk selalu mengingatkan kita bahwa ada Allah yang selalu menemani kita, berdoa memohon pertolongan, bersabar, jika merasa gundah, dapat berkonsultasi dengan konselor, psikolog, atau psikiater, tidak memendam keresahannya sendiri, banyak bercerita atau meluapkan kesedihan kepada orang lain, dan berpikir rasional.
Semoga kita semua terhindar dari gangguan mental dan diberikan kesehatan mental oleh Allah. Jangan lupa untuk menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Semoga bermanfaat.
Ilustrator: Tazkiyah Naila Akmala